Jumat, 18 Desember 2009

Saya lahir di tahun 1983. Terlahir di penghujung perang dingin antara blok barat dan timur. Kematian komikus pencipta "Tintin", Herge, serta tahun di mana jam "Swatch" yang pertama muncul. Dan di sekitar tahun yang sama, film Style Wars (dokumentasi graffiti & hip hop) direlease. Planet Rock Afrika Bambaata mulai berkumandang di radio-radio. Gerakan moonwalking Michael Jackson jadi hits luar biasa (dan menginfluence banyak breakdancer!)


Jadi bisa dibilang bahwa saya tidak mengenal secara langsung seperti apa kultur hip-hop di awal perkembangannya. Videoklip hip hop yang pertama saya lihat di TV tahun 1990, seingat saya adalah "Can't Touch This" dari MC Hammer. Dan sebagai bocah naif saat itu, saya menganggap segala bentuk musik modern yang sedang trend adalah suatu bentuk yang terlalu abstrak untuk dinikmati. Saya lebih menikmati bermain game Prince of Persia atau Alley Cat di komputer, atau naik sepeda saya keliling kompleks perumahan di Pulo Gebang Permai.

Tapi siapa sangka bahwa dalam sepuluh tahun saya akan terjerat dalam nikmatnya repetan lirik di atas beat instrumental? Bahkan musik ini menjadi sumber nafkah saya dalam menghidupi istri dan anak! Sekarang saya hidup di jaman di mana musik ini sudah menjadi trend pop di jalur mainstream. Mulai dari musik, fashion, gaya hidup, bahkan sebagai entertainment anak-anak. Apa yang akan dikatakan DJ Kool Herc kalau Block Party yang dulu sering dia lakukan di lingkungan rumahnya akan menjadi blueprint untuk sebuah kultur yang mewabah secara global di kehidupan anak muda seluruh dunia?

Tapi mari kita abaikan kondisi di masa kini. Ada pepatah yang menyebutkan kalau kita ingin melangkah ke masa depan dengan sukses, sebaiknya kita melihat masa lalu terlebih dahulu. Dalam hal ini, masa lalu kultur hip hop sampai di saat transformasinya menjadi kultur mainstream.

Sebutlah seorang anak muda bernama Clive Campbell yang tumbuh di Jamaica sampai berumur 12 tahun di mana dia pindah ke Bronx, New York. Di masa remajanya di tahun 1973 (10 tahun sebelum saya lahir, hehehe) ia sering membuat block party (meniru neighbourhood parties di kampung halamannya, Jamaica. Lengkap dengan musik & sound system seadanya) dan memainkan musik dengan 2 set turntablenya. Yang kerap dia lakukan adalah memainkan 2 plat hitam yang sama dan mengulang-ulang satu segmen musik yang disebut break. Pada dasarnya dia mengubah satu bagian kecil dari sebuah lagu menjadi musik berdurasi sekitar 5 menit yang akhirnya menjadi teknik yang digunakan (dan dimodifikasi) oleh banyak DJ Turntablist sampai sekarang.
Tidak hanya musik, Clive juga mengkontribusikan rap menjadi trend lewat acara-acara block parties yang dia laksanakan. Kadang-kadang ia hanya menyerukan nama teman-temannya yang datang ke block party sambil direpetkan mengikuti sinkron musik. Bahkan terkadang seruan memanggil nama teman-temannya dibumbui sedikit tambahan kata-kata dan akhirnya menjadi rap singkat dalam beberapa kalimat.
Pada akhirnya hip hop identik dengan performance di mana seseorang melantunkan repetan lirik di atas musik break instrumental. Clive Campbell yang saat itu dikenal dengan nama Kool Herc pun memulai grupnya "The Herculords" bersama teman-temannya, Coke La Rock & Clark Kent. Tahun demi tahun berlalu, dan makin banyak orang yang mengikuti apa yang mereka lakukan, walaupun tidak mendapat ekspos dari media seperti radio atau majalah populer, tapi kultur ini menjadi sesuatu yang cukup populer di kalangannya. Banyak orang yang mulai menyebut diri mereka MC atau emcees (Master of Ceremony, tapi bukan MC acara kawinan seperti yang kita kenal) dan mulai menciptakan gaya repetan/rap sendiri yang unik, supaya tidak disamakan dengan mc-mc yang lain.


Bersama dengan meledaknya gaya rapping dan dj block party, tarian pun tidak mau kalah. Dan breakdance pun lahir. Di tengah sebuah block party sewaktu sang dj melakukan pengulangan break dari lagu yang ia putar, biasanya ada beberapa anak muda yang melakukan gerakan unik, intense dan sangat bertenaga, mengikuti musik break yang juga intense (part break biasanya penuh instrumen perkusi). Oleh karena mereka menari di part musik break, maka orang menyebutnya breakdance. Muncul pula sebutan b-boys untuk laki-laki dan b-girls untuk perempuan.


Tidak lengkap kalau kita membahas hip hop, dan tidak mengungkit graffiti. Di masa ini, graffiti sudah muncul ribuan tahun sebelumnya di gua-gua manusia cro magnon. Tapi yang berbeda di awal munculnya kultur hip-hop, graffiti adalah bentuk ekspresi visual dari musik rap/hip-hop, seperti breakdance adalah ekspresi fisiknya. Jangan lupa bahwa block parties yang diadakan biasanya ada di lingkungan di mana graffiti bisa ditemukan di sana sini. Tidak heran bila banyak graffiti artist yang juga terinspirasi oleh acara-acara seperti ini. Banyak writer (sebutan untuk seorang graffiti artist) yang menggunakan graffiti sebagai ajang pembuktian diri, atau sebagai kritik sosial. Tak heran bila kota New York saat itu penuh graffiti, mulai dari tembok, di jalan (ya di jalan aspal!), mobil, sampai gerbong kereta!

Dan di sinilah bentuk dasar dari kultur hip hop dan musik rap mulai berkembang. Banyak terobosan baru yang akan datang, tapi kita masih jauh dari saat di mana hip hop menjadi trend mainstream.

Nantikan lanjutannya... keep reading!

0 Comments:

Post a Comment